Rabu, 17 September 2014

Hikmah Di Balik Kisah Kurban Qabil dan Habil


Bismillahirrahmanirrahiim..
Assalamualaikum wr.wb..

Sobat Ghifari,
Tidak terasa, hari raya Idul Adha sebentar lagi.. Apa aja nih persiapan yang sudah sobat lakukan? Sudah semestinya, kita sebagai umat Islam untuk merayakan Idul Adha dengan penuh suka cita dan rasa syukur kpd Allah SWT. Nah, kali ini, kita mau share tentang kurban nih.. Ada yang sudah mempersiapkan untuk kurban? Atau ada yang sudah berencana untuk mengisi kegiatan kurban? Yang pasti harus diperingati, yaaa!

Oke, langsung aja nih ya, selamat membaca!

Ajaran kurban yang disyari'atkan dalam Islam sesungguhnya telah jauh mengakar dalam sejarah umat manusia. Tercatat dalam sejarah, bahwa ibadah kurban telah dimulai sejak nenek moyang manusia pertama sebagaimana dikisahkan Al-Quran (Al-Maidah: 27)

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang mereka berdua (Habil) dan tidak diterima yang lain (Qabil)."

Dari kisah yang dapat dijumpai, para ahli tafsir menyatakan bahwa peristiwa kurban yang dilakukan dua bersaudara dari putra Adam as. adalah merupakan solusi dari polemik perang dingin yang terjadi antara keduanya dalam mempersunting wanita cantik rupawan bernama Iklimah sebagai pasangan hidup.
Ucapan Nabi Adam As. yang bersumber dari wahyu yang disampaikan kepada kedua putranya, seperti dikutip tafsir Ibnu Katsir: "Wahai anakku (Qabil dan Habil) hendaknya masing-masing diantara kalian menyerahkan kurban, maka siapa diantara kalian berdua yang kurbannya diterima Allah SWT dialah yang berhak menikahinya (Iklimah)."

Pada akhir kisah disebutkan, ternyata kurban yang diterima Allah SWT adalah yang didasarkan atas keikhlasan dan ketaqwaan kepada-Nya, yaitu kurban Habil yang berupa seekor domba yang besar dan bagus. Sementara kurban Qabil ditolak karena dilakukan atas dasar hasud (kedengkian). Karena kebakhilannya, ia juga memilihkan domba peliharaannya yang kurus untuk untuk dikurbankan. 

Qabil yang kalah dalam sayembara kurban akhirnya ia memutuskan untuk membunuh saudaranva sendiri. Peristiwa ini adalah awal kali terjadinya pembunuhan dalam sejarah umat manusia.
Patut kita renungkan ya sobat, mengapa Al-Quran melukiskan Habil sebagai orang yang lemah? Mengapa ia tidak mau membela diri ketika hendak dibunuh saudaranya ? Mengapa pula qurban Habil menyebabkan ia menjadi korban?

Sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa Habil tidak membela diri karena ia sengaja memilih kematian di tangan saudaranya. Ia ingin memberikan pelajaran kepada umat manusia bahwa pelaku kezaliman dan kedengkian tidak akan pernah menang untuk selama-lamanya. Bahwa kedengkian dan ketamakan adalah akar perseteruan dan permusuhan umat manusia di muka bumi.

Subhanallah, begitu ikhlas Habil mengorbankan dirinya ya, sobat. Ia rela mati di tangan saudaranya sendiri demi menjadikannya sebuah pelajaran untuk manusia selanjutnya. Semoga, atas pengorbanan yang begitu luhur ini kita akan selalu ingat  tentang esensi pengorbanan Habil, seperti yang telah disebutkan diatas, wallahu’alam bish-shawab.

Sumber :
http://talimulquranalasror.blogspot.com
Dengan sedikit pengubahan